MEMBERI MANFAAT UNTUK HIDUP KITA

Hargai Penulis dengan memberikan komentar "M.J.S"

Sabtu, 15 Desember 2012

PENGARUH PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN TERHADAP EFEKTIFITAS PENCEGAHAN MALARIA (OUTLINE 2)


ABSTRAK


Prevalensi penyakit malaria merupakan satu diantar penyakit, yang sangat sering menyerang manusia. Dengan banyaknya angka kejadian malaria sehingga Pemerintah merasa perlu untuk mengadakan serta mendidik kader kesehatan  khusus malaria. Dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberdayaan kader kesehatan terhadap efektifitas pencegahan malaria. Pada seharusnya pemberdayaan kader kesehatan akan memberikan kontribusi yang nyata bagi efektifitas pencegahan penyakit malaria. Sehingga prevalensi penyakit malaria akan menurun sesuai dengan peran serta kader kesehatan.

 
 










 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penyakit Malaria merupakan masalah besar di beberapa bagian benua Afrika dan Asia Tenggara terutama di Negara sedang berkembang yang beriklim tropis termasuk Indonesia. Meskipun sejak tahun 1950 penyakit ini telah berhasil dibasmi di beberapa negara seperti Benua Eropa, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 300-500 juta penduduk terserang penyakit ini pertahun dengan mortalitas antara 1-2 juta setiap tahun, dan 3000 per hari, sebagian besar bayi dan balita (WHO, 1997).
Malaria sering menimbulkan kejaadian luar biasa (KLB) yang makin banyak korban jiwa. Kejadian luar biasa (KLB) malaria yang dilaporkan di Indonesia sejak tahun 1998 hingga Agustus 2001 terjadi pada 11 propinsi di Indonesia yaitu propinsi Sumatera selatan, DI yogyakarta, Lampung, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Sumatera Barat, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Lebih dari 50% penyebab adalah P. Falciparum (Depkes RI, 1995)
Laporan pemeriksaan sediaan darah (PCD) Malaria Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2007 dari 2.208.932 penduduk terdapat 25.365 penderita malaria klinis dengan hasil pemeriksaan Plasmodium falciparum 3.398, Plasmodium vivax 2.827, Plasmodium malarie 105 dan plasmodium ovale 102 kasus (Dinkes Kaltim, 2007)



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas didapatkan perlunya peningkatan peran kader kesehatan dalam hal : (1) melaksanakan penemuan kasus atau mendiagnosa kasus malaria berdasarkan gejala klinis malaria yang sesuai standar WHO, (2) Merujuk untuk melakukan pemeriksaan sediaan darah sesuai secara benar oleh petugas mikroskopis (3) bekerja sama dengan Puskesmas dalam memberikan pengobatan yang tepat serta pendampingan selama pengobatan (4) bekerja sama dengan teman dekat pasien atau keluarga pasien dalam memotivasi dan pendampingan minum obat bagi pasien (5) memberikan penyuluhan dan (6) melakukan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan dengan membuat rencana tindak lanjut jadwal pemeriksaan sediaan darah ulang oleh petugas puskesmas melalui alur yang tepat serta dokumentasi untuk pencatatan pelaporan. Dengan demikian di dapatkan rumusan masalahnya adalah, “Apakah ada pengaruh pemberdayaan kader kesehatan terhadap efektifitas pencegahan malaria”.

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberdayaan kader kesehatan terhadap efektifitas pencegahan malaria.
2.      Untuk mengetahui karakteristik kader kesehatan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan yang berhubunga dengan pencegahan malaria






D.    Manfaat
a.       Diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dibidang kesehatan khususnya penyakit infeksi malaria serta dapat diterapkan di masyarakat untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena penyakit malaria serta meningkatkan derajat kesehtan masyarakat.
b.      Diharapka dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, upaya perbaikan program, peningkatan status kesehatan masyarakat dalam penemuan kasus malaria secara dini, pengobatan yang efektif, rencana rindak lanjut serta dokumentasi untuk sistem pencatatan pelapor yang baik dan benar.
c.       Masyarakat dapat ikut serta dalam setiap program pemerintah yang dapat meningkatkan status kesehatan, khususnya peningkatan kemandirian masyarakat menolong dirinya sendiri dalam menanggulangi dan memberantas penyakit malaria.

 BAB II
Malaria di Indonesia, merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi ancaman, bahkan sering manimbulkan kematian apabila tidak diobati secara benar. Terutama di Indonesia bagian Tengah dan Timur yang umumnya merupakan daerah endemis malaria, penyakit ini mendudukiurutan ke 8 dari 10 besar penyakit utama penyebab kematian di Indonesia dengan angka kematian di perkotaan 0,7% dan pedesaan 1,7% (SKRT,2001).
Untuk mencegah penyakit malaria bertambah luas perlu diajak tokoh masyarakat yang dibekali dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai.. pendidikan sebagai suatu proses untuk merubah perilaku sehingga dapat menimbulkan suatu rasa percaya diri dan kemandirian, memiliki kemampuan untuk menolong diri sendiri dan orang lain tentang cara penanggulangan danpemberantasan malaria khususnya dalam hal pengobatan malaria yang efektif.
Untuk meningkatkan keikutsertaan tokoh masyarakat secara aktif dan langsung dalam menanggulangi malaria khususnya pemberdayaan kader kesehatan dalam efektifitas pengobatan malaria maka perlu dilakukan intervensi berupa pelatihan dan bimbingan terhadap kader dan dievaluasi pengaruhnya. Selain itu melalui wawancara mendalam perlu diketahui pendapat TOMA serta dukungannya berkaitan dengan penyakit malaria dan peran mereka dalam menunjang pelaksanaan penanggulangan dan pemerantasan malaria khususnya dalam efektifitas pengobatan malaria. Dengan pengobatan yang efektif dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit malaria dari host yang sakit kepada host yang sehat sehingga dapat menunjang program penanggulangan dan pemberantasan malaria di masyarakat.


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif guna menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang pemberdayaan kader kesehatan pencegahan malaria.

B.     Populasi dan Sampel Penelitian
Didalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah semua kader kesehatan malaria puskesmas.

C.    Variabel Penelitian
1.      Variabel Dependen/Terikat adalah : Efektifitas pencegahan malaria
2.      Variabel Independen/ Bebas pemberdayaan kader kesehatan.

D.    Definisi Operasional
1.      Efektifitas pencegahan malaria pencegahan malaria sesuai dengan prosedur pencegahan malaria, mencapai tujuan yang diharapkan yaitu pasien malaria kambuh dan hasil sediaan darah nea=gatif. Tidak efektif apabila pasien kambuh (carier) dengan pemeriksaan sediaan darah positif.
2.      Umur adalah umur kader yang dihitung dari tanggal kelahirannya.
3.      Jenis kelamin adalah penggolongan kader kesehatan berdasarkan jenis kelamin.
4.      Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh kader kesehatan.

E.     Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian adalah kuisioner pedoman wawancara, formulir observasi, pedoman observasi, kartu kontrol, dan kartu berobat.

F.     Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
Sebagai data dasar untuk melakukan penelitian ini  melakukan analisis data sekunder yang di peroleh dari Dinas Kesehatan tentang angka kejadian penyakit serta data yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data tentang tokoh masyarakat dan keaktifannya diperoleh dari pemerintah setempat, Dinkes serta Puskesmas.

G.    Cara Pengolahan dan Analisa Data
1.      Pengolahan Data
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ;
a.       Editing
Berfungsi untuk meneliti kembali apakah isian lembar kuisioner sudah lengkap.
b.      Koding
Upaya mengklasifikasikan jawaban yang ada, menurut klasifikasinya dilakukan dengan menandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka kemudian di masukan dalam lembar tabel kerja guna mempermudah membacanya.
c.       Tabulating
Kegiatan memasukan data-data penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai dengan kriteria
2.      Analisa Data
Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan melihat gambaran distribusi frekuensi, baik dalam bentuk tabel maupun narasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar